
1.1. Latar
belakang
Secara garis besar
susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung,
intestinum dan anus. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang
berperan untuk membantu mendapatkan makanan. Sedangkan pada ikan plankton
feeder insang ikan juga sangat berperan seklai untuk menyaring makanan yang
akan dimakan. Sehingga bentuk dan ukuran insang ikan plankton feeder berbeda
dengan ikan karnivor.
Berdasarkan cara
mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat digolongkan menjadi ikan yang
bersifat predator, pemikat, penyumpit, penunggu atau pemalas, penyaring makanan
(filter feeder), grazer dan parasit. Sedangkan berdasarkna jenis makanan yang
dimakannya digolongkan menjadi ikan yang karnivor (piscivor, moluksivor,
insectivore, carcinophagik(, herbivore dan omnivore (Manda, 2012).
Menurut Mudjiman (2001), setiap ikan mempunyai makanan yang
berbeda. Jika dilihat dari jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu herbivor, karnivora dan omnivora.
Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa
(predator), penggerogot (grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan
parasit.
Makanan kebiasaan adalah
membicarakan tantang jenis-jenis makanan yang selalu dimakan ikan ketika ikan
itu makan, jenis-jenis makanan itu terdapat dalam jumlah banyak didalam lambung
dan atau usus (intestinum) ikan dan hampir semua ikan di dalam populasi memakan
jenis makanan tersebut (Diktat Perkuliahan Biologi Perikanan, 2012).
Untuk mendalami
pengetahuan tentang kebiasaan makan ikan selain mengamati isi kandungan saluran
pencernaan, juga mengamati bentuk, posisi dan ukuran bukaan mulut, bentuk
insang, saluran pencernaan dan ukuran saluran pencernaan.
Beberapa
metode yang dapat digunakan untuk mempelajari kebiasaan makan pada ikan yaitu
dengan menggunakan metode jumlah, metode frekuensi kejadian, metode perkiraan
tumpukan dengan persen, metode volumetric dan metode gravimetric.
1.2.
Tujuan Pratikum dan Manfaat
Kegiatan
praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan pada ikan
dan jenis makanan yang dimakannya. Sedangkan manfaat praktikum adalah sebagai
latihan praktek bagi mahasiswa dalam mempelajari kebiasaan makan pada ikan.

Berdasarkan makanannya secara
garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora.
Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak sekali terjadi tumpang tindih (overlap)
yang disebabkan oleh keadaan habitat ikan itu hidup. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam hubungan ini diantaranya faktor penyebaran organisme sebagai
makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri
serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan (Effendie, 2002).
Menurut Mudjiman (2001) setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda. Jika dilihat dari
jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi
tiga golongan yaitu herbivor, karnivora dan omnivora. Berdasarkan cara
makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa (predator),
penggerogot (grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan parasit.
Berdasarkan
macam makanannya, ikan dapat kita bedakan menjadi lima macam golongan yaitu
pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivor atau vegetaris, pemakan hewan (karnivor),
pemakan tumbuhan dan hewan (omnivor), pemakan plankton dan detritus (hancuran
bahan organic) dan pemakan dasar (Efriyeldi, 2001).
Saluran
pencernaan pada ikan terdiri dari dua
bagian yaitu saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan
(glandula digestoria). Saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut,
kerongkongan, esofagus, lambung dan usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri
dari hati dan kantong empedu. Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan (Mudjiman, 2001).
Pulungan et. al., (2005) menyatakan jenis
makanan alami yang dimakan ikan sangat
bermacam-macam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umur ikan. Selanjutnya
dikatakan juga bahwa jenis makanan alami yang terdapat di perairan yang menjadi
makanan ikan antara lain fitoplankton, zooplankton, fauna invertebrata dan
vertebrata.
Spesies ikan yang bersifat
predator akan mengupayakan makanan dengan cara memburu/mengejar mangsanya yang
tergolong hewan nekton. (Pulungan et. al., 2005).
Saluran
pencernaan ikan karnivor biasanya lebih pendek dari pada saluran pencernaan
ikan herbivor, sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna. Dengan adanya
dinding selulosa yang a lot pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk mempermudah proses
pencernaannya, ikan herbivor memerlukan usus yang lebih panjang yang bisa
mencapai 3X panjang tubuhnya (Mudjiman, 2001).
Ikan tambakan
(Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang
berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya
berasal dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh
dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya "mencium" saat
mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama
pejantan. (Herdia, 2007).
Ikan tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat
bentopelagik (hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah
asli tempatnya tinggal umumnya adalah wilayah perairan tropis yang dangkal,
berarus tenang, dan banyak terdapat tanaman air. Pada awalnya ikan tambakan
hanya ditemukan di perairan air tawar Asia Tenggara, namun belakangan mereka
menyebar ke seluruh wilayah beriklim hangat sebagai binatang introduksi. Ikan
dari genus helostoma ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi
tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor
berpinggiran tegak, mulutnya terletak didepan kepala. Dari bentuk tubuh dan
sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa
dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar
dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini
memijah pada musim penghujan (Ita, 2009).

3.1. Waktu dan tempat
Pratikum Biologi Perikanan dengan
judul ”Analisa Isi Saluran Pencernaan dan Penentuan Umur Ikan” ini dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 15 Oktober 2011 pada pukul 12.30 – 14.30 WIB, yang
bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah usus (saluran
pencernaan) ikan dari jenis ikan air
tawar yaitu ikan Tambakan (Helostoma temminckii), sebagai objek yang diamati selama pratikum. Sedangkan alat yang dipergunakan adalah buku
penuntun pratikum sebagai panduan pratikum, buku gambar untuk menggambarkan saluran pencernaan ikan yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk
menggambar, pena untuk menulis data-data yang diperoleh, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur panjang
saluran pencernaan ikan, penghapus
untuk menghapus jika ada terdapat kesalahan pada saat menggambar, nampan yang
dipakai untuk meletakkan saluran pencernaan serta alat-alat pratikum, cawan untuk
meletakkan saluran pencernaan dan isi dari saluran pencernaan tersebut, pipet
tetes, gelas ukur untuk mengukur volume isi saluran pencernaan, mikroskop untuk
melihat jenis makanan yang ada dalam saluran pencernaan ikan, dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang
digunakan setelah praktikum selesai.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara langsung terhadap objek
yang akan dipraktikumkan. Semua hal yang menyangkut dan berhubungan dengan
pengenalan ikan pada ikan yang tersedia harus diperhatikan dan diamati.
3.4.
Prosedur Pratikum
Langkah
pertama yang dilakukan adalah letakkan objek
yang akan dipratikumkan pada cawan kemudian rendam untuk menghilangkan
formalinnya, kemudian gambarkan
saluran pencernaan pada buku laporan sementara. Setelah itu ukur volumenya
dengan menggunakan gelas ukur. Selesai di ukur, keluarkan semua isi yang ada
dalam saluran pencernaan tersebut. Lalu ukur kembali volume kosong dari saluran
pencernaan tersebut. Kemudian
isi daripada saluran pencernaan tadi di campur dengan akuades sebanyak 20
tetes. Aduk sampai rata. Ambil satu tetes dan letakkan pada objek gelas untuk
diamati. Gambar dan catat hasilnya. Setelah praktikum selesai
dilaksanakan, bersihkan
semua alat-alat dan meja pratikum.

4.1. Hasil
Berdasarkan
hasil pratikum mengenai “Analisa Isi Saluran Pencernaan”, diperoleh hasil
pengamatan sebagai berikut :
4.1.1.
Saluran Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii)
Gambar 1. Saluran Pencernaan
Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii)
Volume
saluran pencernaan :
Volume berisi = 12 ml
Volume kosong = 11 ml
4.1.2. Jenis plankton yang ditemukan
Gambar 2. Ravitrona
Gambar 3.
Monetaria annulus
Gambar 4.
Calpurnus
4.1.3. Metode Volumetrik
NO
|
Jenis Makanan
|
Tetesan Sampel
|
Jumlah
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||
1
|
Ravitrona
|
3
|
3
|
2
|
1
|
4
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
21
|
2
|
Monetaria
annulus
|
-
|
2
|
1
|
1
|
3
|
2
|
3
|
1
|
1
|
2
|
16
|
3
|
Calpurnus
|
3
|
4
|
-
|
4
|
-
|
2
|
-
|
4
|
2
|
2
|
21
|
∑n = 58
Rumus
: Vi = (n / ∑n) x Vp
Keterangan : Vi =
Persentase Volume Satu Jenis Makanan
n =
Jumlah Satu Jenis Makanan
∑n = Jumlah Semua Jenis Makanan
Vp = Volume Makanan Ikan
Penyelesaian
:
Diketahui
:
n = 10
∑n = 58
Vp = 12 ml – 11 ml = 1 ml
Jawab
: Vi = (n / ∑n) x Vp
= (10 / 58) x 1
= 0,17 x 1
= 0,17
Gambar 5. Otolit
Keterangan
Otolit → Otolit bewarna gelap, menunjukkan bahwa lingkungan ikan tesebut
tercemar, yang mengakibatkan ikan tersebut mengalami depresi.
4.2. Pembahasan
Secara umum sistem
pencernaan pada ikan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sistem saluran
pencernaan (tractus digesticus) dan
sistem kelenjar pencernaan (glandula digestovia). Sistem saluran pencernaan
pada ikan terdiri dari beberapa organ yang menyatu menjadi satu saluran.
Saluran ini mengelola makanan yang masuk melalui mulut dan akhirnya sisa dari
pemrosesan itu dikeluarkan melalui anus. Organ-organ penyusun saluran
pencernaan pada ikan tidak sama untuk semua jenis ikan. Hal ini tergantung
kepada makanan yang biasa dimakan ikan, kebiasaan makan, jenis makanan dan cara
mendapatkan makanan.
Secara garis besar susunan
saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung,
intestinum dan anus. Akan tetapi pada jenis ikan Channa dan Scomber pada organ
saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca
(saluran buntu) yang berbentuk seperti tonjolan dan berfungsi untuk memperluas
permukaan dinding lambung agar pencernaan dan penyerapan berjalan dengan
sempurna. Saluran pencernaan memiliki beberapa fungsi yaitu mencernakan makanan
yang masuk (secara fisis maupun mekanis), sebagai transportasi yaitu mengangkut
bahan-bahan kimia, pencernaan chemis (kimiawi) dan menyerap sari-sari makanan.
Secara umum intestinum ikan
karnivor berukuran pendek sedangkan pada ikan herbivor intestinumnya berukuran
panjang dan tersusun teratur dalam suatu lipatan atau kumparan. Bentuk dan
ukuran intestinum ikan Tambakan berukuran pendek.
Untuk mempelajari kebiasaan
makanan pada ikan, maka ada lima metode
yang dapat di gunakan (Manda, 2012) sebagai berikut :
1. Metode Jumlah.
2. Metode Frekuensi Kejadian
3. Metode Perkiraan Tumpukan
Dengan Persen
4. Metode Volumetrik
5. Metode Gravimetrik
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan tentang Analisis isi Saliran Pencernaan dapat ditarik
kesimpulan bahwa Saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentuk dan ukuran
lambung serta intestinum yang dimiliki setia jenis ikan bervariasi, maka menyebabkan
setiap spesies ikan cara mengambil makanannya juga bervariasi. Sehingga
berdasarkan cara mendapatkan makanannya maka ikan-ikan itu dapat di golongkan
menjadi : ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, penunggu atau
pemalas, penyaring makanan (filter feeder) grezer dan parasit.
Didalam menganalisa isi saluran pencernaan ikan
dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu 1) metode jumlah, 2) motode
frekwensi kejadian, 3) metode perkiraan tumpukan dengan persen, 4) metode
volumetrik, dan 5) metode gravimetrik.
5.2.
Saran
Selama
kegiatan praktikum berlangsung hendaknya setiap pratikkan mengikutinya dengan
serius agar objek yang diteliti dapat diketahui, dimengerti dan dipelajari
dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam praktikum selanjutnya.
Disamping itu juga dituntut kehati-hatian dan ketelitian yang cermat didalam
melakukan kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie. M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163 hal.
Efriyeldi. 2001. Metode biologi perikanan.
Yayasan Dwi Sri, Bogor. 122 hal.
Herdia, T., 2007.
Dunia ikan. Armico, Bandung.
Ita, K. 2009.Pengembangbiakan
ikan-ikan pemeliharaan di Indonesia.
Manda, et al.
2012. Diktat Perkuliahan Biologi Perikanan. Pusat universitas riau. Pekanbaru. 72
hal. (tidak diterbitkan).
______. 2012. Penuntun Pratikum Biologi Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 75 hal.
(tidak diterbitkan).
Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Pulungan,
C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan).
thanks y info tentang lmbung ikannya.. ;)
BalasHapusthanks Bro, izin baca
BalasHapus