Selasa, 23 Oktober 2012

isi saluran pencernaan ikan


PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang
Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk membantu mendapatkan makanan. Sedangkan pada ikan plankton feeder insang ikan juga sangat berperan seklai untuk menyaring makanan yang akan dimakan. Sehingga bentuk dan ukuran insang ikan plankton feeder berbeda dengan ikan karnivor.
Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, penunggu atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan parasit. Sedangkan berdasarkna jenis makanan yang dimakannya digolongkan menjadi ikan yang karnivor (piscivor, moluksivor, insectivore, carcinophagik(, herbivore dan omnivore (Manda, 2012).
Menurut Mudjiman (2001), setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda. Jika dilihat dari jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi  tiga golongan yaitu herbivor, karnivora dan omnivora. Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa (predator), penggerogot (grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan parasit.
Makanan kebiasaan adalah membicarakan tantang jenis-jenis makanan yang selalu dimakan ikan ketika ikan itu makan, jenis-jenis makanan itu terdapat dalam jumlah banyak didalam lambung dan atau usus (intestinum) ikan dan hampir semua ikan di dalam populasi memakan jenis makanan tersebut (Diktat Perkuliahan Biologi Perikanan, 2012).
Untuk mendalami pengetahuan tentang kebiasaan makan ikan selain mengamati isi kandungan saluran pencernaan, juga mengamati bentuk, posisi dan ukuran bukaan mulut, bentuk insang, saluran pencernaan dan ukuran saluran pencernaan.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mempelajari kebiasaan makan pada ikan yaitu dengan menggunakan metode jumlah, metode frekuensi kejadian, metode perkiraan tumpukan dengan persen, metode volumetric dan metode gravimetric.
1.2. Tujuan Pratikum dan Manfaat
             Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan pada ikan dan jenis makanan yang dimakannya. Sedangkan manfaat praktikum adalah sebagai latihan praktek bagi mahasiswa dalam mempelajari kebiasaan makan pada ikan.
             





TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak sekali terjadi tumpang tindih (overlap) yang disebabkan oleh keadaan habitat ikan itu hidup. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini diantaranya faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan (Effendie, 2002).
Menurut Mudjiman (2001) setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda. Jika dilihat dari jenis makanannya maka ikan dapat dibagi menjadi  tiga golongan yaitu herbivor, karnivora dan omnivora. Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa (predator), penggerogot (grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan parasit.
Berdasarkan macam makanannya, ikan dapat kita bedakan menjadi lima macam golongan yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivor atau vegetaris, pemakan hewan (karnivor), pemakan tumbuhan dan hewan (omnivor), pemakan plankton dan detritus (hancuran bahan organic) dan pemakan dasar (Efriyeldi, 2001).
Saluran pencernaan  pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esofagus, lambung dan usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan kantong empedu. Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan (Mudjiman, 2001).
Pulungan et. al., (2005) menyatakan jenis makanan alami yang  dimakan ikan sangat bermacam-macam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umur ikan. Selanjutnya dikatakan juga bahwa jenis makanan alami yang terdapat di perairan yang menjadi makanan ikan antara lain fitoplankton, zooplankton, fauna invertebrata dan vertebrata.
Spesies ikan yang bersifat predator akan mengupayakan makanan dengan cara memburu/mengejar mangsanya yang tergolong hewan nekton. (Pulungan et. al., 2005).
Saluran pencernaan ikan karnivor biasanya lebih pendek dari pada saluran pencernaan ikan herbivor, sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna. Dengan adanya dinding selulosa yang a lot pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk mempermudah proses pencernaannya, ikan herbivor memerlukan usus yang lebih panjang yang bisa mencapai 3X panjang tubuhnya (Mudjiman, 2001).
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya "mencium" saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama pejantan. (Herdia, 2007).
Ikan tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopelagik (hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah asli tempatnya tinggal umumnya adalah wilayah perairan tropis yang dangkal, berarus tenang, dan banyak terdapat tanaman air. Pada awalnya ikan tambakan hanya ditemukan di perairan air tawar Asia Tenggara, namun belakangan mereka menyebar ke seluruh wilayah beriklim hangat sebagai binatang introduksi. Ikan dari genus helostoma ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor berpinggiran tegak, mulutnya terletak didepan kepala. Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan (Ita, 2009).
















BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat
            Pratikum Biologi Perikanan dengan judul ”Analisa Isi Saluran Pencernaan dan Penentuan Umur Ikan” ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Oktober 2011 pada pukul 12.30 – 14.30 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
            Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah usus (saluran pencernaan) ikan dari jenis ikan air tawar yaitu ikan Tambakan (Helostoma temminckii), sebagai objek yang diamati selama pratikum. Sedangkan alat yang dipergunakan adalah buku penuntun pratikum sebagai panduan pratikum, buku gambar untuk menggambarkan saluran pencernaan ikan yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk menggambar, pena untuk menulis data-data yang diperoleh, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur panjang saluran pencernaan ikan, penghapus untuk menghapus jika ada terdapat kesalahan pada saat menggambar, nampan yang dipakai untuk meletakkan saluran pencernaan serta alat-alat pratikum, cawan untuk meletakkan saluran pencernaan dan isi dari saluran pencernaan tersebut, pipet tetes, gelas ukur untuk mengukur volume isi saluran pencernaan, mikroskop untuk melihat jenis makanan yang ada dalam saluran pencernaan ikan, dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.

3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah  pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan dipraktikumkan. Semua hal yang menyangkut dan berhubungan dengan pengenalan ikan pada ikan yang tersedia harus diperhatikan dan diamati.
3.4. Prosedur Pratikum
            Langkah pertama yang dilakukan adalah letakkan objek yang akan dipratikumkan pada cawan kemudian rendam untuk menghilangkan formalinnya, kemudian gambarkan saluran pencernaan pada buku laporan sementara. Setelah itu ukur volumenya dengan menggunakan gelas ukur. Selesai di ukur, keluarkan semua isi yang ada dalam saluran pencernaan tersebut. Lalu ukur kembali volume kosong dari saluran pencernaan tersebut. Kemudian isi daripada saluran pencernaan tadi di campur dengan akuades sebanyak 20 tetes. Aduk sampai rata. Ambil satu tetes dan letakkan pada objek gelas untuk diamati. Gambar dan catat hasilnya. Setelah praktikum selesai dilaksanakan, bersihkan semua alat-alat dan meja pratikum.







HASIL  DAN  PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pratikum mengenai “Analisa Isi Saluran Pencernaan”, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
4.1.1. Saluran Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
                       












Gambar 1. Saluran Pencernaan Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Volume saluran pencernaan :
Volume berisi = 12 ml
Volume kosong = 11 ml
4.1.2. Jenis plankton yang ditemukan




Gambar 2. Ravitrona





Gambar 3. Monetaria annulus



Gambar 4. Calpurnus
4.1.3.  Metode Volumetrik
NO
Jenis Makanan
Tetesan Sampel
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Ravitrona
3
3
2
1
4
2
2
1
2
1
21
2
Monetaria annulus
-
2
1
1
3
2
3
1
1
2
16
3
Calpurnus
3
4
-
4
-
2
-
4
2
2
21
                                   
                                                                                                                      ∑n = 58
Rumus :           Vi = (n / ∑n) x Vp
                        Keterangan :    Vi  = Persentase Volume Satu Jenis Makanan
                                                   n  = Jumlah Satu Jenis Makanan
                                                ∑n  = Jumlah Semua Jenis Makanan
                                                Vp  = Volume Makanan Ikan
Penyelesaian :
Diketahui :        n   = 10
                        ∑n  = 58
                        Vp  = 12 ml – 11 ml = 1 ml
Jawab :            Vi = (n / ∑n) x Vp
                             = (10 / 58) x 1
                             = 0,17 x 1
                             = 0,17





Gambar 5.  Otolit
Keterangan Otolit → Otolit bewarna gelap, menunjukkan bahwa lingkungan ikan tesebut tercemar, yang mengakibatkan ikan tersebut mengalami depresi.
4.2. Pembahasan
Secara umum sistem pencernaan pada ikan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sistem saluran pencernaan  (tractus digesticus) dan sistem kelenjar pencernaan (glandula digestovia). Sistem saluran pencernaan pada ikan terdiri dari beberapa organ yang menyatu menjadi satu saluran. Saluran ini mengelola makanan yang masuk melalui mulut dan akhirnya sisa dari pemrosesan itu dikeluarkan melalui anus. Organ-organ penyusun saluran pencernaan pada ikan tidak sama untuk semua jenis ikan. Hal ini tergantung kepada makanan yang biasa dimakan ikan, kebiasaan makan, jenis makanan dan cara mendapatkan makanan.
Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi pada jenis ikan Channa dan Scomber pada organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca (saluran buntu) yang berbentuk seperti tonjolan dan berfungsi untuk memperluas permukaan dinding lambung agar pencernaan dan penyerapan berjalan dengan sempurna. Saluran pencernaan memiliki beberapa fungsi yaitu mencernakan makanan yang masuk (secara fisis maupun mekanis), sebagai transportasi yaitu mengangkut bahan-bahan kimia, pencernaan chemis (kimiawi) dan menyerap sari-sari makanan.
Secara umum intestinum ikan karnivor berukuran pendek sedangkan pada ikan herbivor intestinumnya berukuran panjang dan tersusun teratur dalam suatu lipatan atau kumparan. Bentuk dan ukuran intestinum ikan Tambakan berukuran pendek.
Untuk mempelajari kebiasaan makanan pada ikan, maka ada lima metode  yang dapat di gunakan (Manda, 2012) sebagai berikut :
1. Metode Jumlah.
2. Metode Frekuensi Kejadian
3. Metode Perkiraan Tumpukan Dengan Persen
4. Metode Volumetrik
5. Metode Gravimetrik









KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Analisis isi Saliran Pencernaan dapat ditarik kesimpulan bahwa Saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentuk dan ukuran lambung serta intestinum yang dimiliki setia jenis ikan bervariasi, maka menyebabkan setiap spesies ikan cara mengambil makanannya juga bervariasi. Sehingga berdasarkan cara mendapatkan makanannya maka ikan-ikan itu dapat di golongkan menjadi : ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, penunggu atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder) grezer dan parasit.
            Didalam menganalisa isi saluran pencernaan ikan dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu 1) metode jumlah, 2) motode frekwensi kejadian, 3) metode perkiraan tumpukan dengan persen, 4) metode volumetrik, dan 5) metode gravimetrik.
5.2. Saran
Selama kegiatan praktikum berlangsung hendaknya setiap pratikkan mengikutinya dengan serius agar objek yang diteliti dapat diketahui, dimengerti dan dipelajari dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam praktikum selanjutnya. Disamping itu juga dituntut kehati-hatian dan ketelitian yang cermat didalam melakukan kegiatan praktikum.



DAFTAR PUSTAKA


Effendie. M. I. 2002. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163 hal.
Efriyeldi. 2001. Metode biologi perikanan. Yayasan Dwi Sri, Bogor. 122 hal.
Herdia, T., 2007. Dunia ikan. Armico, Bandung.
Ita, K. 2009.Pengembangbiakan ikan-ikan pemeliharaan di Indonesia.
Manda, et al. 2012. Diktat Perkuliahan Biologi Perikanan. Pusat universitas riau. Pekanbaru. 72 hal. (tidak diterbitkan).
______. 2012. Penuntun Pratikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 75 hal. (tidak diterbitkan).
Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Pulungan, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan).

2 komentar: